Jumat, 10 Februari 2012

RINDU tak bertuan (voice version)



Langit kembali murung, jubah hitamnya tak kuasa membuat percikan sinar bersembunyi,
Menghilang ke sudut tergelap malam, membuat alam semakin kelam...
Bayu  pun ikut berseru, gemuruhnya tak kuasa membuat dedaunan berguguran,
Berterbangan ke titik tak beraturan, membuat malam semakin suram...

Apa pertandanya???
Semua diam, semua senyap..
Bahkan binatang malam pun tak bersuara malam ini...
Yang terdengar hanya gemuruh ranting pepohonan yang saling berseteru,
diiringi nyanyian langit yang memainkan nada-nada murka...

Ini bukan pertama kalinya. Ini terulang lagi.
Apa yang langit harapkan? Apa yang ditunggunya? Apa penantiannya?
Hingga semua cahaya tak mampu mencegah kuasanya??
Hingga semua suara tak mampu menentang hasratnya??

Kini terjawab sudah. Teka-teki itu menemukan kata kuncinya.
Yaaa,,, ini yang ditunggunya. Ini kerinduannya.
Rindu yang selama ini diharapkan..
Rindu besar yang ditunggu-tunggu...

Mmmhhh...
Aku iri pada langit. Karena kali ini, lagi-lagi dia menemui kerinduannya.
Sedang aku..???
Aku masih seperti hari-hari yang lalu.
Masih disini, menanti kerinduan yang begitu semu.
Terpaku oleh waktu yang semakin menyiksa ku,
Menggerogoti sisa hati yang kusisakan untuk menanti balasan rinduku.

Lantas apa yang bisa kulakukan???
Sekeras apapun aku tunjukkan, sebesar apapun aku berikan,
Tetap saja tak terdengar...
Karna semua jeritan itu, semua teriakan itu, semua tangisan itu,
Hanya menyesak di sudut hati terdalamku yang semakin kehilangan cahaya harapan.
Terus menakutiku dengan bayang pengabaian darimu..

Entahlah,
Tertahan disini atau terungkap sekalipun, akan percuma...
Karena kau tidak pernah mau menjadi dawai untuk nadaku,
Lantas bagaimana aku akan memainkan alunan sajak rinduku??

Mmmhh..
Tak bisakah kau mendengarku??!
Kali iniii saja...

Ini aku!! Aku...!
Hujan yang rela membasahi tandusmu, meski kau tak pernah kenal retakmu!
Angin yang rela membasuh debumu, meski kau tak pernah tau kotormu!
Api yang rela menyinari malammu, meski kau tak pernah sadar gelapmu!
Itu aku!! Aku...!

Lelahku kini semakin menimbun naluriku. Aku hampir tak bisa merasa lagi,
Haruskah aku menjadi langit yang merindu hujan??
Tapi aku tidak ingin menutup bintang demi itu.
Atau aku,, harus menjadi angin yang merindu badai??
Tapi aku tidak ingin mengugurkan daun demi itu??
Lantas aku harus menjadi apa lagi??

Aku lelah!!!

Aku lelah menguntai rindu yang tak bertuan.....