Jumat, 06 Januari 2012

story1: Jalan Kerikil Sampai Tujuan (part1)

Alhamdulillaahirabbil'aalamiin...

Itulah kata yang amat sangat pantas keluar dari mulut ku sekarang...
hhuuufff....*menghela nafas panjang...

Kulirik jarum-jarum jam ditangan kiriku, ternyata sudah menunjukkan pukul 13.45 WIB. Bergegas langsung kutelpon teman ku untuk segera menjemputku di terminal persinggahan terakhir dari bus yang kunaiki selama proses perjalanan yang tak semulus perkiraanku sebelumnya.
Yaa,, sekarang aku sudah berpijak ditanah melayu yang didominasi citra suku batak. Benar,,, aku sekarang berada di salahsatu provinsi di Indonesia, Sumatera Utara, tepatnya di kota Medan. kota terbesar ketiga di Indonesia, setelah Jakarta dan Surabaya(baru nanya ke mbah google).

Tak lama kemudian, muncul sesosok mahkluk menunggangi skuter metik(diIndonesiakan) dengan jaket abu bergaris orange, lengkap dengan helm yang dipakainya dan yang tergantung di depan. Dia datang. Makhluk itu ternyata teman manusiaku(maksudnya?? -_-' ), bernama lengkap Edrianto Putrari. Sesuai namanya, pria sebayaku ini berasal dari riau (putrari = putrariau, *maksa) dan biasa kupanggil dengan sebutan "Put, Ed, atau Putrari", tergantung mood.

Saat itu, kami langsung bergegas pergi meninggalkan terminal, dan tujuan utama sekarang adalah mencari MAKANAN (hihihi). itulah yang terbayang pertama. Dan parahnya, disaat-saat begitu pun aku masih bersikeras makan disalah satu tempat makan dengan menu favoritku. Cabang dari salahsatu resto di BandaAceh,'Ayam Lepas'. Memang sih, kesannya agak maksa. Tapi itulah yang buat aku selera saat itu. Aku ini bertipe agak pemilih kalau soal makanan. Meski dalam keadaan lapar sekali pun, tetap saja tidak bisa makan disembarang tempat dengan menu sembarangan juga(hehe). Kecuali mungkin kalau sedang tersesat di hutan entah berantah ^ ^.

Maka mulailah kami menulusuri jalanan kota Medan yang sudah pasti tertebak. Apalagi kalau bukan macet.
Tapi rasa lapar mengalahkan kegerahan kepadatan kota saat itu. Pokoknya yang terlintas hanya makanan, makanan,dan makanan.. no more else. -__-".

Setelah melalui sekian banyak lampu lalu lintas, bekeliling mecari jalan pintas terdekat, sekian kali terjebak macet dan beberapa kali melanggar lalu lintas(*jujur amat), akhirnya sampai juga di tempat yang dituju tersebut. Tak buang waktu, segera kami memesan makanan kepada seorang wanita yang cukup cantik berjibab hitam, berkemeja putih lengan panjang dan rok hitam panjang yang nyaris sempurna menunjukkan identitasnya sebagai seorang muslimah. Aku bisa gembira saat itu, meski dalam keadaan lapar berat setelah dihadapkan dengannya. Yaa, karena bagiku, sangat sulit menemukan wanita MUSLIM di kota Medan ini, yang mau bertanggung jawab terhadap pilihan cara hidupnya sebagai ummat Islam, terutama dari segi norma berpakaian. Tidak hanya itu, dia juga cukup cantik, berkulit putih bersih dan sangat ramah dalam melayani pelanggannya. Semoga hatinya juga semulia penampilan luarnya. Amiin.. Sebab tetap saja, penampilan luar tidak bisa dijadikan sebuah ukuran. Setuju..???

Waktu berjalan cukup lama yang kami habiskan di resto itu. Dan cukup membuat pelanggan sekitar meja kami dan pelayan keheranan. Jangan salah.., mereka heran bukan karena kami lama di situ, melainkan karena porsi pesanan yang tertata dimeja kami. Bayangkan saja, harusnya untuk tubuh kami yang tak bisa dibilang gemuk dan tak juga dalam kategori kurus itu, tidak sangat sepadan dengan apa yang ada di hadapan kami sekarang. 4 porsi nasi, 4 porsi ayanm goreng, 1 porsi tempe goreng plus lauknya, 1 lemon tea, 1 juice alpokat dan 2 botol air mineral ukuran sedang, ditambah lagi dengan cara kami menglahapnya bak orang yang sudah tersesat di hutan amazon berminggu-minggu dan baru saja menemukan makanan lezat. -__-"
Itulah yang membuat orang memandang kami dengan pandangan aneh.(hihihi)

Tapi itu terjadi karena memang aku sudah sangat kelaparan waktu itu. Sebabnya mungkin adalah karena hari ini aku sudah melakukan proses perjalanan yang benar-benar menguji tinggat kesabaranku.
Aku sudah bilang diposting sebelumnya bahwa aku akan berangkat ke Medan malam kemarin. Dan seperti yang sudah kujelaskan tadi, itu adalah proses perjalanan yang tak semulus perkiraanku sebelumnya.
Mengapa aku bilang begitu...??? Begini ceritanya.... cliingg,,, cliingg...*fade out,,

Kemarin sore setelah akhir dari postinganku, aku berencana untuk packing, menyiapkan segala sesuatu yang kuperlukan selama perjalanan dan selama berada di tempat tujuan, yaitu Medan. Tapi ketika kubuka lemari, ternyata nyaris tidak ada lagi pakaian layak pakai untuk dibawa pergi dilemari. Yang tersisa cuma baju-baju yang biasa kupakai untuk tidur(kebayanglah kira-kira gimana bentuknya). Yang lain sudah kotor tergantung dan belum dicuci. Jadi rencana yang sebelumnya sudah kubatalkan, terpaksa harus dilakukan. Aku sudah batalkan rencana untuk pangkas sore itu karena hujan tak kunjung menunjukkan tanda-tanda akan reda. Tapi ternyata, untuk rencana yang satu lagi ini harus dikerjakan, hunting pakaian(dengan sisa uang pas-pasan di dompet).

Sehingga, walau badai menghadang, tetap akan kuterjang demi si pakaian -__-". Hujan masih lumayan lebat diluar. Kucari mantel hujan milik teman sekontrakanku  yang biasa tergantung di tempatnya. Ternyata tidak ada T_T. Mungkin dibawanya. Sudah hampir seminggu dia tidak disini, karena sedang dinas luar kota. Dipikir-pikir, menyesal juga tidak mau membeli mantel hujan saat masih musin kemarau. Padahal kan ada pepatah yang mengatakan,"sedia mantel sebelum hujan^^". Aku menyesal saat itu karena sudah mengabaikan pepatah berguna itu dengan iming-iming ada yang gratis(HEHEHE). Maka hanya dengan modal jaket biasa yang memang sudah aku korbankan untuk basah, bergegaslah kukunci pintu rumah dan meng-start motorku lalu bergegas pergi.

Saat itu baru saja waktu maghrib berlalu, sekitar pukul 18.50 WIB. Dengan perasaan yang biasa-biasa saja sepanjang perjalanan menuju pusat perbelanjaan. Aku menempuh perjalanan yang cukup jauh, sebab kontrakanku yang sekarang memang berada jauh dipinggiran kota BandaAceh. Aku memilih tinggal disitu karena tempatnya sangat tentram, jauh dari suara bising jalanan. Dan jalanan menuju kesana ada yang berupa jalanan yang tidak begitu lebar dan diapit oleh hamparan sawah yang terbentang luas. Daerah itu memang didominasi dengan sawah, dan nyaris tidak ada rumah penduduk yang bisa kita temui di sepanjang jalan itu.

Nah, ketika aku berada di kawasan itu dan ditengah-tengah hujan, tiba-tiba saja perasaanku mulai tidak enak. Motorku seperti tidak stabil dan sedikit goyang. Aku berpikir mungkin sedang ada gempa bumi. Maka segera aku menurunkan kecepatan dan berhenti. Aku perhatikan kesekitar, tidak ada tanda-tanda sedang gempa. Pohon cemara disepanjang pinggiran jalan masih tenang, bergoyang normal karena angin. Setelah kuperiksa, ternyata ban belakang motorku bocor. Oooohh TUHAN yang maha kaya.. Pertanda apa ini.. T_T
Bayangkan saja, sedirian, bocor ban, di jalanan sepi, jauh dari tempat tambal ban, hujan dan tidak ada matel. Satu kata, Komplit Menderitanya...T_T

Dengan sisa-sisa keyakinan yang ada, kupaksa si motor tetap berjalan. Walaupun sebenarnya tidak tega untuk jalan sejauh itu dalam keadaan kempes. Tapi apa daya, waktu sangat berharga. Terlebih aku sudah berencana sebelumnya untuk berangkat bersama 2 orang temanku yang ingin ke Medan juga malam itu. Maka aku paksa juga. Setelah menemukan tempat tambal ban, aku pikir semua akan beres. Ternyata itu awal dari penderitaan selanjutnya. Si bapak empunya lapak bilang,"meu'ah dek, hanjeut tatempe jino, ujeun,, meusen han udep, jitamong ie lam meusen"(*artinya: maaf dek, ga bisa nambal sekarang, mesinnya rusak kemasukan air hujan.. -__-"). Dengan wajah sudah mulai tidak karuan, kulanjutkan perjalanan. Akhirnya ketemu juga \(^o^)/. Tapi tidak semata-mata jadi tenang begitu saja. Begitu kulihat jam tanganku, ternyata sudah pukul 19.20. Malah baju belum ketemu. Padalah rencananya berangkat pukul 20.00. Untungnya tempat tambal itu tidak terlalu jauh dari pusat perbelanjaan yang aku maksud, sekitar 500m. Jadi aku putuskan untuk jalan kaki kesana(masih dalam hujan). Sebelumnya aku hubungi mereka dulu untuk memberi kabar apa yang sekarang sedang menimpaku. Aku sempat bilang,"sebentar lagi selesai, tapi kalo kalian mau duluan, gapapa juga sih." Sampai di sana, tanpa buang waktu, langsung hunting dan kabur ke tempat tambal sesegera mungkin. Setelah semua aman, aku berencana menelpon mereka lagi untuk menunggu sebentar lagi, sebab aku sudah dalam perjalanan pulang. Dan ternyata, handphoneku habis batre. T_T, lengkaplah sudah. jadi aku relakan saja mereka duluan. Untung belum booking tiket(masih juga ada untungnya, hihi).

Sampai dirumah(tentunya dalam keadaan basah kuyup),aku bersiap dan segera kubergegas keterminal. Aku minta tolong temanku untuk mengantarku kesana sekaligus menitip motorku sama dia. Jadi nanti dia juga bisa menjemputku ketika tiba kembali nanti. Sampai diterminal, hanya tinggal bus terakhir yang berangkat pukul 23.00. OK, tidak masalah buatku, itu juga sudah cukup baik karena belum telat total. Masih ada waktu sebelum berangkat. Ku sempatkan makan dulu, karena dari tadi belum makan malam, ditambah dengan apa yang sudah terjadi tadi.

Dan tiba saat berangkat. Inilah saat-saat yang sudah kutunggu. Aku sempat berpikir mungkin akan gagal, tapi ternyata masih ada jalan ^^. Dengan senang hati aku naik ke dalam bus, mencari nomor kursi, meletakkan barang ditempatnya, lalu duduk manis dan siap untuk tidur. Biar nanti ketika bangun taunya sudah sampai. Karena kelelahan, aku tertidur duluan sebelum bus berjalan. Beberapa saat terlelap, aku terbangun. Saat itu aku sadar, ternyata penderitaan ini masih berlanjut. Yaa.... bus masih diam manis ditempatnya semula. tau kenapa??? karena ada satu penumpang tujuan Lhokseumawe yang belum juga tiba. Dan parahnya lagi,, penumpang itu adalah orang yang punya no. 21, yaitu kursi yang tepat berada disebelahku, no. 22.
AAAAaaggghhhRRRr.... hari apa ini??? T_T (hari kamis, malam jum'at -_-).

Akhirnya bus pun berangkat sesegera setelah lelaki paruh baya yang duduk disebelahku itu datang dengan keterlambatan hampir 45menit. Ok, kupikir inilah saatnya,, telat sedikit biasa, namanya juga INDONESIA (ooppss). Kupasang handsfree,random daftar putar di HP ku, lalu istirahat selama perjalanan.
Dan ternyata, ternyata dan ternyata,, penderitaan masih belum berakhir ( kenapa setiap 21 detik dari hidupku diisi dengan penderitaan, *Lebay). Bagaimana tidak, perjalanan BandaAceh-Medan yang harusnya biasa ditempuh dalam waktu normal rata-rata 11 jam via darat, ternyata ngaret juga... T__T.
Harusnya kami tiba sekitar pukul 10.00 pagi di Medan, tapi nyatanya bus itu tiba jam 2 siang. 15 jam!!!
Busnya kejar orderan, sudah penuh, tapi tetap saja masih menerima penumpang jalanan. huufff...
Tapi herannya, mengapa dipenumpang mau juga, padahal tidak kebagian tempat duduk. Mmhh... entahlah.
Setiap orang punya pemikiran dan prinsip masing-masing. Mungkin itu yang terbaik saat itu. Wallahu'alam...

Dan bagaimana pun juga,, akhirnya aku tiba juga di Medan, dengan kondisi perut yang keroncongan, ditambah dengan perjalanan panjang yang penuh perjuangan itu. Sesegera itulah aku menelpon temanku untuk menjemputku..
hhuuuffff,,, 
Begitulah ceritanya...

Baiklah,, untuk sekarang aku rasa cukup disini dulu. Mata sudah tidak bisa diajak kompromi lagi sepertinya. Dan ini hari pertamaku di kota Medan itu. Banyak hal-hal unik juga tentunya yang sudah kulewati disini. Aku akan ceritakan itu di posting selanjutnya..
ok,, selamat malam, selamat tidur... ^_^

1 komentar: